Kuantan Singingi, – Proyek Lapangan Voli Desa Muara Bahan Diduga Mangkrak, Warga Pertanyakan Pengawasan dan Transparansi Dana Desa.
Proyek pembangunan lapangan bola voli di Desa Muara Bahan, Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, yang dibiayai dari Dana Desa (DD) APBN Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp.135.450.500, diduga mangkrak. Hingga Juni 2025, proyek tersebut belum juga rampung, tanpa adanya pembangunan struktur pendukung seperti pagar Jaring belum tuntas, Lampu, Tiang Net,maupun fasilitas penunjang lainnya.
Padahal, sarana olahraga itu diharapkan menjadi ruang publik yang bisa digunakan warga untuk kegiatan positif dan pembinaan generasi muda. Namun, kenyataannya justru menimbulkan kekecewaan.
“Ngapain sampai bulan Juni 2025 ini belum juga selesai? Masa hanya lantai saja yang dikerjakan?” ujar Putra Warga Muara Bahan kepada wartawan, Jumat (13/06/2025) Sore.
Berdasarkan penelusuran, proyek ini telah dimulai sejak bulan April tahun 2025. Namun hingga kini belum menunjukkan progres berarti. Minimnya informasi dari pihak desa pun memunculkan dugaan adanya penyimpangan dalam pengelolaan anggaran.
Desakan agar aparat penegak hukum turun tangan menyelidiki proyek tersebut mulai mengemuka. Masyarakat menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan Dana Desa yang seharusnya berdampak langsung pada kesejahteraan warga.
Masyarakat berharap ada langkah tegas dari instansi terkait untuk mengusut tuntas potensi penyalahgunaan anggaran, sekaligus memastikan proyek ini benar-benar tuntas dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
“kami berharap pihak – pihak Terkait Menyelesaikan Lapangan Voli yang tidak kunjung Tuntas ini”, Harap Putra.
Lanjut Putra Menjelaskan Dana yang di habiskan untuk lapongan Volli tersebut tidak mencapai dengan anggaran yang di laporkan.
“tambah lagi bang, perkiraan kami dana yang habis untuk lapangan Voli ini hanya berkisar 80 juta (Delapan Puluh Juta), itupun masih terhutang (belum dibayar) sekitar 8 juta (Delapan Juta) ke bengkel besi untuk bikin tiang jaring”, Ujar Putra dengan Kesal.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan RI melalui situs resmi Dana Desa, Desa Muara Bahan mendapatkan Dana Desa sebesar Rp 1.227.516.000 M untuk tahun anggaran 2024. Jumlah yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan fisik di desa.
Dari jumlah itu, sekitar 20-30% umumnya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur fisik desa, yang mencakup jalan, jembatan kecil, drainase, sarana olahraga, hingga fasilitas publik seperti lapangan voli yang kini dipersoalkan. Dengan asumsi konservatif, maka sekitar Rp 135 juta seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
Lapangan voli yang dianggarkan sekitar Rp 135 juta, tak kunjung terlihat wujudnya. Tidak ada aktivitas kerja yang berjalan, tidak ada laporan progres, bahkan papan proyek pun absen padahal papan informasi proyek adalah kewajiban mutlak dalam setiap pelaksanaan pembangunan desa untuk menjamin transparansi.
Warga bertanya: ke mana dana itu? Siapa pelaksananya? Siapa yang mengawasi? Tapi desa hanya menjawab dengan diam, atau membungkusnya dengan jawaban klasik: “Masih proses.”
Sikap diam itu justru menciptakan ruang gelap yang rentan diisi oleh penyelewengan. Ketika pembangunan yang kecil saja tidak mampu dikerjakan dengan tuntas dan terbuka, bagaimana kita bisa berharap ada perbaikan dalam penggunaan dana-dana yang lebih besar?
Kepala desa bukan raja kecil. Kantor desa bukan ruang tertutup. Anggaran publik harus bisa diakses oleh publik. Laporan pertanggungjawaban bukan hanya untuk arsip, tapi untuk dibaca, dikritisi, dan dikawal oleh warga yang berhak tahu.
Sudah saatnya desa membuka seluruh dokumen penggunaan anggaran. Tidak cukup hanya dengan tempelan angka APBDes di papan mading yang lusuh. Harus ada publikasi rutin, evaluasi terbuka, dan partisipasi aktif dari warga serta lembaga desa lainnya.
Masyarakat Desa Muara Bahan tidak menuntut banyak. Kami tidak menuntut stadion megah, gedung tinggi, atau infrastruktur mewah. Kami hanya ingin lapangan voli yang bisa digunakan pemuda bermain sore hari. Kami hanya ingin kejujuran. Kami hanya ingin desa ini menjadi milik bersama, bukan milik segelintir orang yang memegang kunci anggaran.
Jika proyek kecil ini saja bisa diselidiki secara transparan, itu akan menjadi sinyal baik bagi masa depan pembangunan desa. Tapi jika dibiarkan begitu saja, jangan salahkan jika kelak warga muak dan mulai bicara lebih keras.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Desa Muara Bahan.